Santri Darul Ulum Peuphon Kitab Dengan Yang Mulia Al Mukarram Abati Buloh Blang Ara
Dayah Darul Ulum
Buloh Blang Ara- Aceh dengan dayah tak dapat dipisahkan.
Keberadaan dayah sendiri diyakini telah ada sejak masuknya agama Islam di Aceh.
Berdasarkan catatan ahli sejarah disebutkan bahwa saat itu para pedagang dan
mubaligh yang datang dari Arab berlabuh di daerah pesisir Sumatera. "Mereka
selain melakukan aktivitas perdagangan, para pedagang dan mubaligh ini juga pro
aktif menyebarkan agama Islam. Untuk lebih mempercepat proses penyebarannya,
maka didirikanlah dayah yang pada waktu itu berfungsi sebagai media
transformasi pendidikan Islam kepada masyarakat, "Sekian banyak
tradisi yang melekat pada masyarakat namun terdapat pula sebuah kebiasaan di
kalangan santri yang sudah menjadi tradisi turun-temurun dilakukan, yakni acara
ibda` kitab yang dalam bahasa Aceh disebut peuphon kitab. Kegiatan ini bermakna
pembacaan matan kitab secara simbolis oleh seorang ulama sepuh dayah
(pesantren), pimpinan dayah, teungku senior dan sejenisnya kepada para
santrinya," terangnya.
Peuphon kitab ini dilakukan
dalam rangka menjemput keberkahan (tabarruk) dari ulama-ulama sepuh yang
kalangan santri meyakini bahwa banyak keberkatan pada mereka selaku orang yang
sudah lama mengabdikan hidupnya dengan mengajarkan ilmu agama kepada umat Nabi
Muhammad saw. "Tabarruk atau mengharap berkah adalah menjadikan seseorang
tempat atau sesuatu yang diharapkan berkahnya sebagai perantara menuju Allah
swt. Tabarruk tidak hanya dilakukan oleh para santri, melainkan juga pernah
dilakukan oleh para sahabat Nabi Muhammad, seperti Khalid bin walid yang
ber-tabarruk dengan rambut Nabi Muhammad.
Di kalangan dayah, pergantian
tahun Hijriah mempunyai makna tersendiri dalam menjalankan roda pendidikan. Hal
ini dikarenakan, selain mempunyai nilai historis dalam tarikh Islam tentang
peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad saw, pergantian tahun Hijriah juga merupakan
tahun ajaran baru di lembaga pendidikan dayah Darul Ulum. Dengan pergantian
tahun Hijriah, berarti lembaga pendidikan dayah telah masuk pada tahun ajaran
baru.
Sebagaimana diceritakan dalam
kisah hilangnya mahkota sorban Kahalid bin Walid dalam Perang Yarmuk sehingga
beliau mencarinya sampai ditemukan. Beliau pun menceritakan tentang kisah
mahkota sorban tersebut, “Ketika Rasulullah melaksanakan ibadah umrah, kemudian
ia mencukur rambutnya, lalu para sahabat berebutan rambut Rasulullah saw,
sayalah pemenangnya dan saya simpan rambut tersebut di dalam mahkota sorbanku
ini, maka saya tidak akan berperang dengan memakai sorban ini, melainkan Allah
memberikan saya kemenangan.
Demikianlah kegiatan peuphon kitab yang dilakukan oleh para santri di dayah Darul Ulum dalam rangka menyambut tahun ajaran baru. Dengan adanya serangkaian acara ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat baru serta ketekunan dalam belajar.
اَللَّهُمَّ لاَ سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ سَهْلاً وَأَنْتَ تَجْعَلُ الْحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلاً